Do’a adalah sesuatu wujud penghambaan seorang hamba terhadap
penciptaNya. Dimana dengan do’a lah seorang hamba betul-betul menghambakan diri
kepada Rabb sang pencipta. Doa dihanturkan untuk mendapatkan beberapa hal yaitu
:
1. Doa dihaturkan untuk meraih apa-apa
yang diinginkan.
Dalam ayat 60 surat
Al-mukminun Allah berfirman :
“ Dan
Tuhanmu berfirman : Berdo’alah kepadaku niscaya akan Ku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan Hina dina ( Sr: Al-Mukminun ayat 60)
Pada Ayat diatas doa merupakan suatu perintah Allah terhadap hambanya. Bahkan dikatakan orang yang sombong
bila tidak mau berdoa kepada Allah. Rasulullah bersabda dari Abu Hurairah
ra, yang diriwayatkan oleh ibnu Majah “
Siapa yang tidak mau memohon kepada Allah, maka Allah murka kepadanya.
Kalau kita perhatikan di dalam al-quran dan sirah nabi banyak sekali terdapat
riwayat perjalanan dakwah yang penuh liku dan cobaan selalu rasulullah hiasi
dengan doa. diayat yang lain Allah Berfirman :
“ Aku
akan mengabulkan permohonan dari orang yang berdoa jika ia berdoa kepadaKu “
(surat Al-baqaroh: 186)”
Doa merupakan wasilah kebutuhan seorang hamba terhadap Rabbnya.
Dan doa pun merupakan ibadah. Didalam surat Al-fatihah inti dari surat itu
adalah doa.
Hadist dari Nu’man bin Basyir ra dari nabi sallahu alaaihi
wasallam, beliau bersabda “ Doa itu adalah ibadah “ ( HR. Abu daud &
Tirmidzi)
Yang sering tidak disadari oleh sebagian besar kaum muslimin bahwa kadang kala pengaruh dari doa tidak
langsung tampak. hal itu disebabkan :
- Jika doa kita termasuk doa yang tidak
disukai Allah.
- Kelalaian
hati dari mengingat Allah ketika do’a dipanjatkan. Ibarat seperti busur
yang lemah, tentu anak panah yang meluncur dari busur itu pun akan lemah.
- Memakan makanan yang haram, dosa yang
bertumpuk-tumpuk dalam hati.
- Syahwat serta canda ria yang terlalu
menguasai hati.
Ibnu Qoyyim Rahimahullah berkata” Bahwa Allah tidak
menerima doa orang yang hatinya lalai. Doa merupakan obat yang bermanfaat untuk
mengenyahkan penyakit. Tetapi kelalaian hati dari mengingat Allah menggugurkan
kekuatannya. Begitu pula memakan sesuatu yang haram, yang dapat menggugurkan
kekuatan hati dan melemahkannya.”
Dengan kata lain hati yang bebas dari segala penyakit akan lebih
mudah menghadirkan/mengingat Allah dalam berdo’a dan yakin akan pemenuhannya.
Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda, dari Abu Hurairah
“ Ber doalah kepada Allah, sedang kalian yakin terhadap pemenuhannya “ ( HR.Al-Hakim)
2. Doa adalah Obat penawar yang paling
berguna dan penolak gangguan/musibah.
Doa itu musuhnya musibah, yang dapat menolaknya, mencegah turunnya
dan menghilangkannya. Atau minimal ia meringankan jika musibah itu benar-benar
turun.
“ Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah sallahu alaihi wasallam bersabda
: tidak mempan sikap hati-hati terhadap takdir, sedang doa itu akan memberi
manfaat, baik terhadap hal-hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi.
Dan sungguh bala atau malapetaka itu turun, lalu disambut oleh doa maka
bergulatlah kedua mereka sampai hari kiamat ) Diriwayatkan oleh Bazzar dan thabrani,
juga oleh al-Hakim yang menyatakan isnadnya sah )
Dari salman Al farisi bahwa
Rasulullah sallahu alaihi wasallam bersabda: “ Tidak dapat menolak qodho
kecuali do’a dan tidak bisa menambah umur kecuali kebaikan ( HR.Turmudzi yang
menyatakan hadist hasan ghorib).
Ulama mengibaratkan seperti seorang yang sudah diintai musuh yang
siap melepaskan panah kearahnya dimana betul pada saat itu panah yang akan
mengarah kepadanya sesuai ketentuan qodho tetapi dia dilindungi oleh tameng.
Dimana tameng itu adalah doa.
Ibnu
Qoyyim rahimahullah menyatakan ada tiga kedudukan doa ketika musibah menimpa
yaitu :
1. Doa itu lebih kuat dari
musibah, sehingga ia dapat menolaknya
2. Doa itu lebih lemah
dari musibah, dan musibah lebih kuat dari doa, sehingga hamba ditimpa musibah,
tetapi doa itu dapat meringankan musibah, meskipun pengaruhnya lemah.
3. Keduanya setara, yang satu menolak yang lainnya.
Hadist dari ibnu umar dari nabi sallahu alaihi wasallam beliau
bersabda “ Doa itu mendatangkan manfaat terhadap apa yang sudah turun dan apa
yang belum turun, maka hendaklah kalian beribadah kepada Allah dengan berdoa” (
Hr-Al Hakim)
3. Doa merupakan senjata orang mukmin.
Al Hakim meriwayatkan dalam shahihnya, dari hadist Ali bin Abi
tholib ra dia berkata Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda “ Doa itu
adalah senjata orang mukmin, sendi agama dan cahaya langit serta bumi”
Doa itu adalah senjata, yang diibaratkan bukan hanya ketajamannya
belaka tetapi tebasannya dan lengan yang memegangnya merupakan lengan yang
kuat. Dan bila tidak ada sesuatu yang menghalanginya maka senjata itu efektif
untuk mengalahkan musuh. Doa yang mengandung kebaikan dan terjadi kompromi
antara hati dan lisan didalamnya, serta tidak ada penghalang pengabulan maka
pengaruh doa itu insya Allah akan tampak
Umar bin Khattab ra pernah memohon pertolongan dengan doa untuk
menghadapi musuhnya, dan dia menganggap doa ini merupakan pasukan perangnya
yang paling besar. Dia berkata kepada sahabatnya “ Kalian tidak mendapat
pertolongan karena jumlah yang banyak, tetapi kalian mendapat pertolongan dari
langit”. Dia juga pernah berkata” Sesungguhnya aku tidak membawa hasrat
pengabulan, tetapi aku membawa hasrat doa. jika kalian mendapat ilham berdoa,
maka pengabulan akan menyertainya.
Adab Berdoa.
1. Terus menerus dalam
berdoa & tdk menganggapnya lambat dikabulkan.
“ Hamba senantiasa dlm kebaikan selagi dia tdk terburu-buru.
Mereka bertanya, “ wahai Rasulullah, bagaimana dgn terburu-buru ?, beliau
menjawab,” Dia berkata , aku sudah memanjatkan doa kepada rabb namun belum juga
Dia mengabulkan bagiku “.(HR. Ahmad)
2. Memperhatikan
waktu-waktu pengabulan doa
Jika kehadiran hati, kebersamaan dan keyakinannya terhadap apa
yang diminta, dgn dipadukan salah satu dari waktu-waktu pengabulan doa yaitu
seperti : sepertiga terakhir waktu malam, ketika adzan, antara adzan dan iqomah,
ketika imam naik keatas mimbar pada hari jumat hingga usai sholat pada hari
itu, saat-saat terakhir sesudah sholat ashar. Dll. Kemudian dipadukan
lagi dengan menghadap kearah kiblat, dlm keadaan bersuci, menengadahkan tangan
keatas, memulai dgn pujian kpd Allah subhanahu wata ‘ala. kemudian bershalawat
kepada Nabi Muhammad salllahu alaihi wasallam, menghaturkan kebutuhannya kpd
ampunan Allah, kemudian mengulang-ualang permohonan kpd Allah, bergantung
kpdNya, memanjatkan doa dgn rasa takut dan berharap kpdNya, bertawassul dgn
Asma dan sifatNya insya Allah doa kita akan dikabulkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar