Blok gavin dianto

SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WA LA ILAHAILLALLAH WALLAHU AKBAR

Sabtu, 15 November 2014

Berdo’a untuk apakah ?


Do’a adalah sesuatu wujud penghambaan seorang hamba terhadap penciptaNya. Dimana dengan do’a lah seorang hamba betul-betul menghambakan diri kepada Rabb sang pencipta. Doa dihanturkan untuk mendapatkan beberapa hal yaitu :

1.        Doa dihaturkan untuk meraih apa-apa yang diinginkan.
 Dalam ayat 60 surat Al-mukminun Allah berfirman :



“ Dan Tuhanmu berfirman : Berdo’alah kepadaku niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan Hina dina ( Sr: Al-Mukminun ayat 60)

Pada Ayat diatas doa merupakan suatu perintah Allah terhadap  hambanya. Bahkan dikatakan orang yang sombong bila tidak mau berdoa kepada Allah. Rasulullah bersabda dari Abu Hurairah ra, yang diriwayatkan oleh ibnu Majah  “ Siapa yang tidak mau memohon kepada Allah, maka Allah murka kepadanya. Kalau kita perhatikan di dalam al-quran dan sirah nabi banyak sekali terdapat riwayat perjalanan dakwah yang penuh liku dan cobaan selalu rasulullah hiasi dengan doa. diayat yang lain Allah Berfirman :

“ Aku akan mengabulkan permohonan dari orang yang berdoa jika ia berdoa kepadaKu “ (surat  Al-baqaroh: 186)”

Doa merupakan wasilah kebutuhan seorang hamba terhadap Rabbnya. Dan doa pun merupakan ibadah. Didalam surat Al-fatihah inti dari surat itu adalah doa.

Hadist dari Nu’man bin Basyir ra dari nabi sallahu alaaihi wasallam, beliau bersabda “ Doa itu adalah ibadah “ ( HR. Abu daud & Tirmidzi)

Yang sering tidak disadari oleh sebagian besar kaum muslimin  bahwa kadang kala pengaruh dari doa tidak langsung tampak. hal itu disebabkan :

-    Jika doa kita termasuk doa yang tidak disukai Allah.
-   Kelalaian  hati dari mengingat Allah ketika do’a dipanjatkan. Ibarat seperti busur yang lemah, tentu anak panah yang meluncur dari busur itu pun akan lemah.
-     Memakan makanan yang haram, dosa yang bertumpuk-tumpuk dalam hati.
-     Syahwat serta canda ria yang terlalu menguasai hati.

Ibnu Qoyyim Rahimahullah berkata” Bahwa Allah tidak menerima doa orang yang hatinya lalai. Doa merupakan obat yang bermanfaat untuk mengenyahkan penyakit. Tetapi kelalaian hati dari mengingat Allah menggugurkan kekuatannya. Begitu pula memakan sesuatu yang haram, yang dapat menggugurkan kekuatan hati dan melemahkannya.”
Dengan kata lain hati yang bebas dari segala penyakit akan lebih mudah menghadirkan/mengingat Allah dalam berdo’a dan yakin akan pemenuhannya.

Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda, dari Abu Hurairah “ Ber doalah kepada Allah, sedang kalian yakin terhadap pemenuhannya “              ( HR.Al-Hakim)

2.   Doa adalah Obat penawar yang paling berguna dan penolak gangguan/musibah.
Doa itu musuhnya musibah, yang dapat menolaknya, mencegah turunnya dan menghilangkannya. Atau minimal ia meringankan jika musibah itu benar-benar turun.
“ Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah sallahu alaihi wasallam bersabda : tidak mempan sikap hati-hati terhadap takdir, sedang doa itu akan memberi manfaat, baik terhadap hal-hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Dan sungguh bala atau malapetaka itu turun, lalu disambut oleh doa maka bergulatlah kedua mereka sampai hari kiamat ) Diriwayatkan oleh Bazzar dan thabrani, juga oleh al-Hakim yang menyatakan isnadnya sah )
Dari salman Al farisi  bahwa Rasulullah sallahu alaihi wasallam bersabda: “ Tidak dapat menolak qodho kecuali do’a dan tidak bisa menambah umur kecuali kebaikan ( HR.Turmudzi yang menyatakan hadist hasan ghorib).
Ulama mengibaratkan seperti seorang yang sudah diintai musuh yang siap melepaskan panah kearahnya dimana betul pada saat itu panah yang akan mengarah kepadanya sesuai ketentuan qodho tetapi dia dilindungi oleh tameng. Dimana tameng itu adalah doa.
Ibnu Qoyyim rahimahullah menyatakan ada tiga kedudukan doa ketika musibah menimpa yaitu :
1. Doa itu  lebih kuat dari musibah, sehingga ia  dapat menolaknya
2. Doa itu lebih lemah dari musibah, dan musibah lebih kuat dari doa, sehingga hamba ditimpa musibah, tetapi doa itu dapat meringankan musibah, meskipun pengaruhnya lemah.
3. Keduanya setara, yang satu menolak yang lainnya.

Hadist dari ibnu umar dari nabi sallahu alaihi wasallam beliau bersabda “ Doa itu mendatangkan manfaat terhadap apa yang sudah turun dan apa yang belum turun, maka hendaklah kalian beribadah kepada Allah dengan berdoa” ( Hr-Al Hakim)

3.   Doa merupakan senjata orang mukmin.
Al Hakim meriwayatkan dalam shahihnya, dari hadist Ali bin Abi tholib ra dia berkata Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda “ Doa itu adalah senjata orang mukmin, sendi agama dan cahaya langit serta bumi”
Doa itu adalah senjata, yang diibaratkan bukan hanya ketajamannya belaka tetapi tebasannya dan lengan yang memegangnya merupakan lengan yang kuat. Dan bila tidak ada sesuatu yang menghalanginya maka senjata itu efektif untuk mengalahkan musuh. Doa yang mengandung kebaikan dan terjadi kompromi antara hati dan lisan didalamnya, serta tidak ada penghalang pengabulan maka pengaruh doa itu insya Allah akan tampak
Umar bin Khattab ra pernah memohon pertolongan dengan doa untuk menghadapi musuhnya, dan dia menganggap doa ini merupakan pasukan perangnya yang paling besar. Dia berkata kepada sahabatnya “ Kalian tidak mendapat pertolongan karena jumlah yang banyak, tetapi kalian mendapat pertolongan dari langit”. Dia juga pernah berkata” Sesungguhnya aku tidak membawa hasrat pengabulan, tetapi aku membawa hasrat doa. jika kalian mendapat ilham berdoa, maka pengabulan akan menyertainya.

Adab Berdoa.

1.   Terus menerus dalam berdoa & tdk menganggapnya lambat dikabulkan.
“ Hamba senantiasa dlm kebaikan selagi dia tdk terburu-buru. Mereka bertanya, “ wahai Rasulullah, bagaimana dgn terburu-buru ?, beliau menjawab,” Dia berkata , aku sudah memanjatkan doa kepada rabb namun belum juga Dia mengabulkan bagiku “.(HR. Ahmad)
2.   Memperhatikan waktu-waktu pengabulan doa
Jika kehadiran hati, kebersamaan dan keyakinannya terhadap apa yang diminta, dgn dipadukan salah satu dari waktu-waktu pengabulan doa yaitu seperti : sepertiga terakhir waktu malam, ketika adzan, antara adzan dan iqomah, ketika imam naik keatas mimbar pada hari jumat hingga usai sholat pada hari itu, saat-saat terakhir sesudah sholat ashar. Dll. Kemudian dipadukan lagi dengan menghadap kearah kiblat, dlm keadaan bersuci, menengadahkan tangan keatas, memulai dgn pujian kpd Allah subhanahu wata ‘ala. kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad salllahu alaihi wasallam, menghaturkan kebutuhannya kpd ampunan Allah, kemudian mengulang-ualang permohonan kpd Allah, bergantung kpdNya, memanjatkan doa dgn rasa takut dan berharap kpdNya, bertawassul dgn Asma dan sifatNya insya Allah doa kita akan dikabulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar